
Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang masih terkenal sampai sekarang. Kita sering mendengar pantun tidak hanya di dalam pelajaran bahasa Indonesia, melainkan juga di acara-acara hiburan adat sampai program hiburan komedi di stasiun televisi. Karena berbagai hal ini pulalah, tidak ada alasan untuk enggan untuk mempelajari pantun dan jenis-jenisnya.
Pantun berasal dari kata patuntun yang berarti dapat menjadi penuntun hidup bagi orang yang mendengar maupun membacanya. Tidak hanya sekadar berisi nasihat dan imbauan, penyampaiannya pun memiliki cirri khas yang begitu kental, seperti berikut ini.
Apa ciri-ciri Pantun. Menurut Supratman Abdul Rani dalam buku Intisari Sastra Indonesia terbitan Pustaka Setia (2006:23), ciri-ciri pantun sebagai berikut:
1. Terdiri atas empat baris.
2. Tiap baris terdiri atas 9 hingga 10 suku kata
3. Dua baris pertama disebut sampiran dan dua baris berikutnya berisi maksud si pemantun. Bagian ini disebut isi pantun.
Salah satu keunikan pantun yang membuatnya menjadi begitu gampang diingat merupakan jenis puisi usang yg satu ini nir hanya padat berisi, melainkan juga memiliki pengantar yg puitis hingga terdengar jenaka. Pengantar tadi umumnya nir berhubungan dengan isi, namun menjabarkan tentang peristiswa ataupun kebiasaan yg terjadi pada rakyat. Pengantar isi pantun inilah yg kerap dikenal menjadi sampiran. Untuk perkara penempatannya pada dalam pantun, sampiran akan selalu berada pada baris pertama & ke 2. Sementara itu, isi pantun menyusul pada posisi baris ketiga hingga keempat.
Salah satu ciri tambahan lainnya adalah Pantun mementingkan rima akhir & rumus rima itu diklaim menggunakan ab-ab atau a-b-a-b. Rima atau yg pula biasa dianggap menggunakan sajak merupakan kesamaan suara yg masih ada pada puisi. Biasanya, jenis-jenis puisi lama kental akan rima, termasuk menggunakan pantun. Khusus untuk pantun, jenis puisi yg satu ini memiliki ciri khas yang begitu kuat, yakni rimanya merupakan a-b-a-b.Yang dimaksud menggunakan rima a-b-a-b adalah terdapat kesamaan bunyi antara baris pertama menggunakan ketiga pantun dan baris kedua menggunakan baris keempat. Jadi, kesamaan suara dalam pantun selalu terjadi antara sampiran & isi.
Menurut M. Ruslan Effendy (1983:29) dalam Selayang Pandang Kesusastraan Indonesia Terbitan PT Bina Ilmu, jenis terdiri dari
1. Pantun anak-anak, berdasarkan isinya bisa dibedakan menjadi:
a. Pantun bersukacita
b. Pantun berdukacita
c. Pantun jenaka atau pantun teka-teki
dua. Pantun orang muda, dari isinya dapat dibedakan sebagai:
a. Pantun dagang atau pantun nasib
b. Pantun perkenalan
c. Pantun berkasih-kasihan
d. Pantun perceraian
tiga. Pantun orang tua, menurut isinya data dibedakan menjadi:
a. Pantun petuah
b. Pantun adat
c. Pantun agama
Berikut ini beberapa contoh Pantun. Karena pantun sangat mudah dibuat oleh karena itu contoh-contoh pantun di bawah ini hanya untuk memepertegas tentang ciri-ciri pantun yang sudah dikemukakan di atas. Salah satu ciri utama Pantuan adalah adanya sampiran dan adanya isi. Oleh karena itu, saat dimungkin untuk membuat pantun walau 2 baris, tetapi ada sampiran dan ada isi.
Contoh pantun berdukacita.Berikut ini Contoh pantun berdukacita
Siput berjalan sangat pelan
Lewat sungai hendak pergi.
Temani ibu berjualan
Hati bahagia bisa uang.
Walau siput berjalan pelan,
Pandai dia memanjat tombak.
Hari libur jalan-jalan,
Pergi ke pantai bermain ombak.
Burung merpati burung dara
Terbang menuju angkasa luas
Hati siapa takkan gembira
Karena aku telah naik kelas
Contoh pantun bersukacita.Berikut ini Contoh pantun bersukacita
Memetik manggis di kota Kedu
Membeli tebu uangnya hilang
Menangis saudara termuda tersedu-sedu
Mencari mak belum pula pergi
Contoh Pantun Teka-teki. Berikut ini Contoh pantun teka-teki
Sore hari bermain bola
Jangan lupa ajak mitra-kawan
apabila ditusuk-tusuk poly yang senang
Taukah kawan siapa gerangan?
(jawabannya : sate )
Ke Dieng mendaki gunung
Sampai pada bukit terasa lelah
Banyak orang memaki payung
Tapi mengapa tidak ada yg basah?
(jawabannya : karena tidak hujan)
Punya Daun Tak Punya Batang
Ke kebun panen kentang,
pulangnya membeli putu.
Punya daun, tak punya btg,
coba tebak apakah itu? Jawabannya adalah Pintu.
Contoh pantun dagang atau pantun nasib. Berikut ini Contoh pantun pantun dagang atau pantun nasib
Tudung saji hanyut terapung
hanyut terapung pada air sungai
Niat hati hendak pergi kampung
apa daya tangan tak hingga
berlomba lomba melempar manggis
manggis dilmpar mangga terjerat
mencoba coba melamar gadis
gadis dilamar janda didapat.
Contoh pantun perkenalan. Berikut ini Contoh pantun pantun perkenalan
Sarapan pagi memakan bakwan,
Bakwan dimakan beserta pecal,
Senang hati mampu berkawan,
Dari Jakarta aku dari.
Dari mana hendak kemana
Manggis dipetik dengan pisau
Kalau boleh kami bertanya
Gadis anggun siapa namamu
Jalan berlubang sungguhlah rawan,
Jangan ditempuh saat hujan,
Salam sapa aku ucapkan,
Semoga sudi kiranya berkenalan.
Contoh pantun berkasih-kasihan. Berikut ini Contoh pantun berkasih-kasihan
Jalan lurus menuju Tuban
Terus pergi mengangkat peti
Badan kurus bukan tidak makan
Kurus memikir si jantung hati
Contoh pantun perceraian. Berikut ini Contoh pantun perceraian
Jaga tugu di tengah jalan
Menjala ikan mendapat kerang
Tega nian saya kau tinggalkan
Hidup di dunia hanya seseorang
Contoh pantun Nasehat. Berikut ini contoh pantun nasehat dengan tema menjaga kesehatan
Tali plastik tali kawat,
Cahaya mentari cita rasanya hangat.
Badan sehat tubuh kuat,
Belajar di sekolah slalu semangat.
Jangan senang bermain kain,
Kain jatuh pada besi berkarat.
Jangan terlalu banyak main,
Lantaran tubuh perlu istirahat.
Contoh pantun adat. Berikut ini Contoh pantun adat
Ditengah Sumatera merupakan Jambi
Disebelahnya terdapat Sumatera Barat
Suluh bendang pada nagari
Tugas penghulu menjaga tata cara
Menanam kelapa di pulau Bukum
Tinggi sedepa sudah berbuah
Adat bermula menggunakan hukum
Hukum bersandar pada Kitabullah
Contoh pantun agama. Berikut ini Contoh pantun agama
Ibu ke pasar membeli lobak
Adik membeli jajanan pasar
Barang siapa berlaku tamak
Maka dirinya termasuk ingkar
Kedua tangan saling menjabat
Jangan mengepal adu kelahi
Sesama umat saling menghormat
Jangan mengumpat atau memaki
Janganlah tunggu daun yg lebat
Untuk melihat sebuah dahan
Janganlah tunggu ajal mendekat
Untuk bertobat pada Tuhan
Demikian pembelajaran kita tentang ciri-ciri pantun, contoh pantun teka-teki, dan contoh pantun nasehat dengan tema menjaga kesehatan.Semoga ada manfaatnya, terima kasih.